Jumat, 22 Juni 2012

XOIX1stAlbum [XtraOrdinary]




Album XO-IX yang pertama akhirnya rilis pada tanggal 18 Juni 2012 di Taman Impian Jaya Ancol. Album bisa di dapatkan di Dufan dan akan segera di rilis juga di toko CD. 

Album bertajuk XTRA ORDINARY ini sempat menghebohkan dunia twitter dengan hashtag #XOIX1stAlbum yang berada hingga urutan 3 Trending Topic WorldWide.

AYOOO SEGERA DAPATKAN ALBUMNYA DI DUFAN!! INFO LEBIH LANJUT cc: @ancoltmnimpian @XO_IX

Senin, 07 Mei 2012

#XOfanfic #newseries Part3

#XOfanfic #newseries

The Symphony of Love Part3

Sebelumnya, maaf kalau ada salah-salah penulisan kata. Dan kita mau ngingetin kalau kita pake banyak perspektif, jadi maaf kalau ada sebagian yang diulang, tujuannya supaya lebih masuk ke cerita. Alurnya juga maju mundur, jadi hati-hati ya bacanya. Enjoy reading guys ^^

*****

“aku sayang sama kamu”ucap Nicky sambil mengecup jemari lentik milik Claudia.

Claudia masih terpaku memandangi Nicky yang secara tiba-tiba saja menyatakan perasaannya. Claudia lalu melepas tangannya dari genggaman Nicky. Ia membalikkan badannya membelakangi Nicky dan berjalan menjauh dari Nicky beberapa langkah.

“apa kata sayang gak terlalu cepat?”tanya Claudia tanpa membalikkan badannya.

“hmm.. oke, mungkin aku memang baru suka sama kamu, tapi ini yang aku rasain”jelas Nicky dengan nada agak ragu.

“ini baru dua hari sepeninggal Novi, aku gak mau kalau cuma jadi pelarian aja”balas Claudia mencoba membuat Nicky menyerah dan meralat kata-katanya.

“aku gak nganggep kamu pelarian kok”balas Nicky meyakinkan.

“bohong”balas Claudia. Nicky berjalan mendekati Claudia dan kini berdiri di sebelahnya.

“kalau kamu gak percaya, kamu bisa liat sendiri di mata aku, apa aku bohong?”tanya Nicky lagi yang semakin membuat Claudia tak berkutik.

Claudia akhirnya menuruti permintaan Nicky. Matanya dan mata Nicky bertemu untuk beberapa saat. Dan Claudia tidak menemukan kebohongan sedikitpun di mata Nicky. Claudia semakin bimbang, dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan. Saat ini, dia tidak memiliki rasa apapun pada Nicky, dia juga masih memiliki Alwin. Tapi Claudia juga memikirkan pesan dari Novi yang memintanya untuk mencintai Nicky.

“harus aku jawab sekarang atau kamu akan kasih aku waktu buat mikir?”tanya Claudia pada Nicky yang masih berada di hadapannya.

“terserah kamu aja, aku akan nunggu jawaban kamu kalau perlu”jawab Nicky tak bersemangat.

“oke, aku mau kita jalanin aja dulu ya... suatu hari nanti, aku akan jawab pertanyaan kamu ini. Sekarang aku belum bisa jawab, karena ini terlalu cepat dan aku gak mau salah ambil keputusan”balas Claudia yakin sambil memndang mata Nicky.

“oke, aku terima keputusan kamu. Aku akan coba untuk ngebuat kamu yakin dan nyaman sama aku”balas Nicky sambil tersenyum hangat pada Claudia.

“buktiin aja.. aku gak suka cowok yang cuma manis di mulut”balas Claudia sambil membalas senyum hangat Nicky.

“siap! Yaudah, kalau gitu, aku balik dulu ya. Thank’s buat semalem dan pagi ini. Besok aku balik lagi, kita jalan ya besok, mau kan?”tanya Nicky lagi.

“boleh”jawab Claudia singkat.

Nicky pamit pulang pada Claudia. Claudia mengantar Nicky sampai depan gerbang rumahnya. Nicky memberhentikan taksi, masuk ke dalamnya dan taksi melaju menjauhi rumah Claudia. Baru saja Claudia membalikkan badannya, ada bunyi klakson mobil yang sedikit membuatnya kaget. Claudia membalikkan badannya dan menghampiri mobil itu. Claudia yang sedikit kesal karena dibuat kaget mengetuk kaca mobil dengan keras, berharap akan melihat wajah pengganggu itu dan dapat memarahinya. Tapi saat kaca sudah terbuka, Claudia melihat wajah Kiki dari baliknya.

*****

Kiki melepas kacamata hitamnya dan menggantungkannya di baju, lalu mempersembahkan senyumnya untuk Claudia, sahabatnya. Claudia adalah sahabat Kiki saat high school di Australia. Saat di Australia, mereka sama-sama belajar alat musik saxophone, sayangnya, hanya Claudia yang pada akhirnya bisa memainkan alat musik itu. Sejak kembali ke Indonesia, mereka hilang kontak. Tapi sebenarnya tidak 100% hilang kontak, karena Kiki selalu mencoba cari tahu keberadaan Claudia di Indonesia. Hingga akhirnya, Kiki menemukan alamat rumah Claudia dan memutuskan untuk memberi kejutan pada Claudia dengan datang ke rumahnya.

Claudia masih tak percaya dengan apa yang dilihatnya, dia sampai tak berkedip. Kiki hanya tertawa kecil melihat ekspresi Claudia yang sangat lucu karena terkejut.

“loh kok bisa ada lo disini Ki?”tanya Claudia yang masih dalam kondisi terkejut.

“ya bisa lah, gue kesini mau kasih kejutan buat lo, kayaknya berhasil nih”balas Kiki dengan senyum mengembang.

“haha berhasil banget Ki”

“yaudah, kalau gitu.. lo mau kan nemenin gue jalan?”

“jalan? Kemana?”

“yaa kemana gitu.. yang asik, gue bosen di rumah tau”

“kapan?”

“bulan depan!! Ya sekarang lah Clau... mau gak?”

“hmm.. oke deh, tapi gue ganti baju dulu ya”

“sip”

Claudia kembali ke dalam rumahnya untuk berganti pakaian, sedangkan Kiki hanya menunggu Claudia di dalam mobil. Setelah berganti pakaian, Claudia keluar dan mengunci pintu lalu masuk ke dalam mobil Kiki. Mobil langsung melaju menuju suatu tempat yang belum mereka pastikan.

“jadi kita mau kemana?”tanya Claudia.

“kemana ya? Udah tiga tahun di Australia jadi agak bingung sama Indonesia hehe”jawab Kiki dengan nada bercanda.

“hmm... kalau ke cafe cassanova aja gimana?”saran Claudia.

“boleh tuh, ada dimana?”

“nanti ketemu pertigaan belok kiri, gak jauh dari situ deh pokoknya”

“oke deh”

Kiki mengikuti arahan Claudia dan akhirnya mobil yang mereka kendarai berhenti di sebuah cafe bernama cassanova. Mereka turun daari mobil dan masuk ke dalam cafe. Kiki memilih tempat duduk yang dekat dengan jendela dan agak dipojok, pemandangan yang dapat mereka lihat dari sana hanyalah jalanan dengan kendaraan yang terkadang lalu lalang. Sebelum memesan makanan, Claudia pamit sebentar pada Kiki dan terlihat menghampiri seseorang yang tidak Kiki kenal.

*****

Claudia yang baru duduk bangkit lagi dan pamit sebentar dari Kiki, dia menghampiri Jennie. Jennie adalah kakak kelasnya saat di SMP 9, Jennie juga lah yang mengajarkannya bermain biola. Mereka berbincang singkat sebelum akhirnya Claudia melihat sebuah cincin yang melingkar di salah satu jari Jennie. Claudia memberanikan dirinya untuk bertanya...

“kak Jen, itu cincin apa?”tanya Claudia sambil menunjuk cincin di jari Jennie.

“ohh ini, ini cincin pertunangan kakak, Clau”jawab Jennie sambil memandangi cincinnya dan tersenyum.

“wah, sama siapa kak? congrats yaa”

“ada deh pokoknya, nanti kapan-kapan kakak kenalin deh sama kamu Clau”

“oke deh, yaudah kak, Claudia balik ke temen Claudia dulu ya, udah ditungguin tuh”ucap Claudia sambil menunjuk seorang laki-laki yang sedang duduk memandangi jalanan yang tidak lain adalah Kiki.

“temen apa temen tuh?”goda Jennie pada Claudia yang sudah mulai berjalan mendekati Kiki. Claudia hanya menjawab godaan Jennie dengan senyum.

Claudia menghampiri Kiki yang sepertinya sudah mulai bosan karena ditinggal sendiri. Kiki dan Claudia yang sudah kembali duduk bersama akhirnya memesan makanan. Claudia yang memesan spagetti memakannya dengan lahap namun tetap terlihat cantik. Kiki yang berdiri di hadapannya tertawa kecil melihat cara makan Claudia, dia juga melihat ada sisa saus di bibir Claudia. Kiki berdiri lalu tangannya mendekati bibir Claudia untuk membersihkan sisa saus disana.

“kebiasaan lo ternyata gak banyak yang berubah ya, masih begini”ucap Kiki sambil menghapus sisa saus di bibir Claudia.

Claudia yang melihat Kiki mendekat sedikit merasakan getaran aneh, Kiki semakin dekat dan sekarang jemarinya ada di bibir Claudia. Setelah Kiki menghapus sisa saus di bibir Claudia, dia berhenti sejenak, memandangi Claudia yang sudah memandanginya sedari tadi.

1 detik

2 detik

3 detik

4 detik

5 detik

Setelah berpandangan cukup lama, Kiki kembali ke tempat duduknya dan menjauhi Claudia. Suasananya tiba-tiba saja jadi canggung. Claudia masih tak berkutik, pipinya tadi sepertinya sedikit memerah saat berpandangan dengan Kiki. Kiki juga tidak bersuara setelah apa yang dia lakukan pada Claudia. Semua yang Kiki lakukan tadi sebenarnya sudah dia atur, dia ingin menciptakan rasa di hati Claudia untuk menimbulkan amarah di hati seseorang yang dia benci. Ya, ini semua adalah rencana balas dendamnya. Awalnya, Kiki juga tidak ingin melibatkan Claudia yang notabene adalah sahabatnya. Tapi dia mengesampingkan persahabatan mereka demi misi balas dendamnya.

“misi pertama, berhasil!! haha”batin Kiki sambil tertawa tipis dan memandangi Claudia yang masih tetap dengan pipi yang merona.

Makan-makan selesai, Kiki meminta bil pada pelayan dan membayar pesanan mereka. Kiki dan Claudia lalu pulang ke rumah Claudia. Suasananya masih canggung, sebenarnya Claudia saja yang terlalu malu untuk membuka pembicaraan lagi. Sedangkan Kiki, dia sengaja tidak ingin memulai pembicaraan terlebih dahulu, dia ingin menyempurnakan rasa yang baru mulai Claudia rasakan dengan berpura-pura tidak terjadi apa-apa. Sayangnya, Claudia bertahan untuk tidak bersuara sampai mereka tiba di depan rumahnya.

Kiki akhirnya memutuskan untuk mengeluarkan jurus jitunya sebelum Claudia turun dari mobil.

“yaudah, gue.. turun dulu ya Ki”ucap Claudia agak terbata karena masih gugup.

“wait...”balas Kiki yang membuat Claudia kembali memaksakan dirinya untuk menatap Kiki.

“ya, kenapa?”tanya Claudia bingung sambil mencoba mengusir getar-getar aneh yang ia rasakan sejak berpandangan dengan Kiki di cafe tadi.

Kiki mendekatkan wajahnya ke wajah Claudia. Semakin dekat dan semakin dekat. Claudia mulai mengira-ngira kemana wajah Kiki yang semakin dekat itu akan bermuara. Wajah Kiki semakin dekat dengan wajah Claudia, Claudia yang mengira tujuan Kiki adalah bibirnya, segera menutup matanya gugup dengan getaran yang semakin menjadi di dadanya dan dengan kupu-kupu yang mulai berterbangan di perutnya. Kiki yang menyadari triknya berhasil membuat rasa di hati Claudia semakin besar lewat caranya menutup matanya dan rona di pipinya mulai merubah haluan wajahnya. Kini wajah Kiki mendekati telinga Claudia dan akhirnya berbisik.

“good bye princess, thank’s for today, see ya later”bisik Kiki yang membuat Claudia kembali membuka matanya.

Claudia yang malu karena sudah berfikiran yang tidak-tidak langsung keluar dari mobil tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Claudia memasuki rumahnya dan meninggalkan Kiki di mobilnya yang sedang tersenyum puas karena misinya hari ini 100% berhasil.

*****

Claudia membaringkan tubuhnya di kasur empuk di kamarnya. Sesekali dia tersenyum-senyum sendiri mengingat kejadian di mobil tadi. Dia terlalu malu karena terlalu berharap Kiki yang telah mendekat ke wajahnya akan memberinya sebuah kecupan. Claudia kembali meluruskan pikirannya, bahwa Kiki hanyalah sahabatnya, tidak lebih, tidak boleh lebih dan tidak akan jadi lebih dari itu. Sahabat. Titik.

“tapi sejak kapan ada kupu-kupu yang berterbangan di perut gue saat bersama Kiki? Sejak kapan gue jadi salah tingkah dan gak bisa ngomong apa-apa di depan Kiki? Dan getaran itu... getaran yang dulu pernah gue rasain sama Alwin, kenapa sekarang gue rasain juga sama Kiki? Ahh, biarin aja deh, yang jelas, Kiki itu cuma sahabat gue aja, gak boleh berharap lebih, lagipula, kan gue masih punya Alwin”batin Claudia.

*****

Kiki sudah berada di kamarnya dan kini sedang bermain dart. Diatas papan dartnya sengaja di tempelkan foto Nicky, kakak sepupunya yang paling dia benci. Kakak sepupunya yang telah merampas semua yang dia inginkan. Dulu, sebelum Kiki ke Australia, dia pernah mencintai seorang gadis bernama Afra, tapi gadis itu malah memilih Nicky. Saat Kiki sudah mencoba untuk melepaskan Afra untuk bersama Nicky, Nicky malah menyakiti Afra. Nicky membuat Afra menangis dan akhirnya memutuskan untuk pergi jauh dari Indonesia. Kiki sakit hati gara-gara Nicky menyakiti Afra dan beberapa gadis lagi yang juga Kiki suka dulu. Gadis yang Kiki suka selalu direbut Nicky dan dibuat menangis, maka dari itu, Kiki membenci Nicky. Dan sekarang, saat Kiki tahu Nicky menyukai Claudia, dia ingin merebut Claudia dari tangan Nicky. Menyakiti Claudia seperti apa yang Nicky lakukan pada Afra, karena Kiki berkesimpulan, jika dia menyakiti gadis yang dicintai Nicky, Nicky juga akan ikut merasakan sakit. Kiki sudah tidak memperdulikan siapa Claudia, sekalipun Claudia adalah sahabatnya saat di Australia, dia tidak peduli, yang ada di pikirannya saat ini hanyalah balas dendam.

“habis lo kali ini nick!!! hahaha”ucap Kiki sambil tertawa dan mencoret foto Nicky di atas dart dengan spidol warna merah hingga foto itu nampak buruk.

*****

Nicky yang sedang berbaring di kasurnya tersenyum-senyum sendiri mengingat kejadian tadi pagi. Mengingat betapa teburu-burunya dia menyatakan cintanya pada seorang gadis bernama Claudia. Gadis yang baru saja dia kenal dua hari yang lalu. Gadis yang berhasil membuatnya bangun dari keterpurukannya setelah kehilangan Novi. Nicky belum menceritakan perasaannya pada Claudia pada siapapun, dan tanpa dia sadari, ada yang sudah mengintainya sejak lama, yaitu, Kiki, adik sepupunya.

Nicky mengirim sms pada Claudia, dia ingin mengajak Claudia pergi keluar malam ini.

Nicky: “Clau, jalan yuk malam ini”

Claudia: “kemana?”

Nicky: “gimana kalau ke mall? Cari referensi musik”

Claudia: “oke”

Nicky: “yaudah, aku jemput jam 7an ya”

Setelah ajakannya di terima, Nicky segera mempersiapkan dirinya.

*****

Malam sudah datang menyapa, jam sudah menunjukkan pukul tujuh kurang beberapa menit. Claudia yang sudah dengan setelan rapi namun simple keluar dari kamarnya dan turun menuju ruang makan. Dia ruang makan sudah ada kak Iras yang menunggunya untuk makan malam.

“hai dek! Waduh, rapi bener, mau kemana malem-malem gini?”sapa Iras saat Claudia sudah duduk berhadapan dengannya.

“jalan aja keluar”balas Claudia setelah menelan beberapa teguk air putih di hadapannya.

“sama siapa?”tanya Iras lagi.

“sama Nicky”jawab Claudia santai.

“Nicky? Nicky yang mana?”tanya Iras lagi.

“yang kemarin malam kak Iras gantiin bajunya itu loh”jawab Claudia lagi. Yang hanya di balas dengan mulut yang membentuk huruf O dari iras.

Tin.. Tin..

Terdengar bunyi klakson dari luar rumah. Claudia langsung berpamitan kepada Iras.

“kayaknya itu Nicky deh kak, yaudah, Claudia jalan dulu yaa”pamit Claudia sambil menyalami tangan Iras.

“pulangnya jangan malem-malem ya Clau”ucap Iras mengingatkan dengan tegas.

“sip deh kakakku yang imut-imut”balas Claudia sambil berjalan menuju pintu dan tersenyum lebar.

*****

Nicky yang menunggu Claudia di dalam mobil sedikit gelisah. Entah gelisah karena apa, dia merasa akan ada tangis malam ini. Walau bukan tangis yang dia ciptakan. Atau mungkin karena langit yang tanpa bintang? mungkinkah itu yang menyebabkannya gelisah? Nicky langsung melupakan rasa gelisahnya saat mendengar pintu mobilnya dibuka, sudah pasti oleh Claudia, yang dia tunggu-tunggu.

“sorry.. sorry.. lama ya nunggunya”sapa Claudia setelah duduk dan menutup pintu mobil.

“enggak kok, baru beberapa menit”balas Nicky dengan senyum mengembang.

Mobil yang dikendarai Nicky langsung berjalan menuju sebuah pusat perbelanjaan. Tujuan utama mereka sebenarnya bukan pusat perbelajaan itu, tapi toko musik di dalamnya. Setelah pembicaraan tadi pagi, mereka sama-sama tau kalau mereka sama-sama suka musik. Menurut Nicky, cara paling mudah untuk semakin dekat dengan Claudia adalah berbincang tentang apa yang sama-sama mereka suka, dalam hal ini musik.

Mereka akhirnya sampai di sebuah pusat perbelanjaan. Setelah memakirkan mobilnya, mereka turun dan langsung masuk ke mall itu. Mereka berjalan berdampingan. Sebelum sampai di toko musiknya, mereka melewati beberapa tempat makan. Dan secara tak sengaja, Claudia melihat Jennie di salah satu tempat makan. Claudia pamit sebentar dari Nicky dan memintanya untuk menunggu disana sebentar.

*****

Jennie dan tunangannya sedang makan di sebuah tempat makan di salah satu pusat perbelanjaan. Aktifitas rutin mereka akhir-akhir ini, terlebih dalam rangka mempersiapkan pesta kedua pertunangan mereka. Pesta untuk teman-teman mereka. Sebelum ini, mereka mampir di sebuah toko perhiasan dan Jennie diberikan sebuah kalung perak murni dengan bentuk bulan sabit, bentuk favoritnya oleh tunangannya. Saat makanan mereka sudah hampir habis, tunangan Jennie, tunangan Jenie pemit sebentar pada Jennie untuk pergi ke toilet.

“Jen, aku ke toilet bentar ya”izin tunangannya.

“oke”balas Jennie singkat.

Gak lama setelah tunangannya itu izin ke toilet, Jennie kedatangan seseorang yang tadi pagi baru saja di temuinya. Siapa lagi kalau bukan Claudia?

“hai kak Jen”sapa Claudia sambil tersenyum hangat dan menjabat tangannya lalu memeluknya sigkat.

“hai juga Clau, ehh ketemu lagi kita”balas Jennie sambil membalas senyum, jabat tangan dan pelukan Claudia.

“sama siapa kesini kak?”tanya Claudia.

“sama tunangan kakak, nanti deh kakak kenalin dia lagi di toilet”jawab Jennie.

“kamu sendiri kesini sam siapa?”lanjut Jennie yang bertanya pada Claudia.

“sama temen, tuh ada di sana”jawab Claudia sambil seseorang yang sedang berdiri agak sedikit jauh menunggunya.

“loh kok beda dari yang tadi pagi ya? Siapa lagi tuh?”goda Jennie.

“cuma temen kok kak, yang tadi pagi juga cuma temen”jawab Claudia agak tersipu.

“ohh, hehe, kenapa gak diajak kesini aja?”

“gak ahh kak, kan kesini cuma sebentar aja, cuma mau say hai sama kakak”

Gak lama, ada seorang lelaki berpostur tinggi dan tegap dengan rambut blonde membaur dengan mereka. Jennie dengan senang hati mulai memperkenalkan tunangannya pada Claudia. Sedangkan Claudia hanya bisa menganga diam dan tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Sama seperti Alwin.

“ohh iya, Alwin, kenalin, ini Claudia, adik kelas favorit aku”ucap Jennie memperkenalkan Claudia pada Alwin.

“dan.. Claudia, kenalin ini Alwin, tunangan kakak”lanjut Jennie sambil memperkenalkan Alwin pada Claudia.

Hening seketika, Alwin dan Claudia berpandangan sejenak. Alwin memandang Claudia dengan pandangan bersalah, sedangkan Claudia memandang Alwin dengan pandangan terluka.

“apa maksud kamu Win!! Kenapa kamu muncul dengan cara seperti ini?! Apa artinya 2 tahun hubungan kita?! Apa ini semua alasan kamu tidak menghubungiku selama beberapa bulan terakhir?! Sekalipun kamu memang ingin menyakitiku, kenapa bersama kak Jennie?”batin Claudia.

Yang Claudia rasakan saat ini adalah seperti ada sebilah pisau yang mulai menyayat hatinya. Matanyapun mulai berkaca-kaca. Alwin yang berada di hadapannya, juga kaget bukan main melihat gadis yang dulu pernah dia cintai kini berada di hadapannya. Alwin dengan segera mengendalikan dirinya, karena dia tidak ingin Jennie berfikiran yang bukan-bukan.

“ohh iya, aku udah kenal kok Jen, dia juga adik kelasku waktu high school di Ausi”jawab Alwin sambil memaksakan tersenyum pada Jennie dan Claudia.

“Jen, aku mau ngomong sama Claudia bentar ya”pamit Alwin pada Jennie.

Alwin menggenggam jemari Claudia dan menariknya menjauh dari Jennie. Mereka mulai bicara yang serius.

“jadi... ini alasannya kamu gak ngehubungin aku beberapa bulan ini?!”tanya Claudia penuh emosi sambil mulai terisak.

“aku bisa jelasin Clau”kata-kata Alwin dipotong oleh Claudia.

“jelasin apa?! Semuanya sudah jelas! Intinya kamu pilih kak Jennie kan?”nada bicara Claudia meninggi dan air mata mulai membasahi pipinya. Alwin hanya menunduk dengan penuh sesal, sekalipun ia ingin bicara, Claudia tidak akan mau mendengarkannya. Lagipula apa yang dikatakan Claudia benar, pada akhirnya dia akan memilih Jennie.

“oke, kalau gitu... selamat tinggal, semoga berbahagia, salam buat kak Jennie, aku pamit”lanjut Claudia lemah sambil terus terisak.

Claudia berjalan menjauhi Alwin dan meninggalkannya sendiri. Sedangkan Alwin, sepeninggal Claudia, dia kembali kepada Jennie. Claudia menghentikan langkah kakinya saat mendengar suara Nicky yang ternyata sudah berada di sebelahnya.

“Clau kamu kenapa? Kok nangis?”tanya Nicky pada Claudia dengan nada khawatir.

Claudia sempat berhenti, namun akhirnya Claudia lanjut berlari keluar dari pusat perbelanjaan itu. Claudia kembali menghentikan langkahnya di tempat parkir yang mulai sepi. Hujan mulai turun, namun dia tidak mempedulikannya. Nicky menghampiri Claudia yang sedang mengguyur dirinya dengan air hujan yang turun semakin deras. Nicky memegang dengan erat kedua bahu Claudia, memaksa Claudia untuk melihat ke arahnya dan memncobanya untuk bicara.

“ada apa sebenarnya Clau?”tanya Nicky.

Claudia hanya diam dan semakin larut dalam tangisnya, hujan juga semakin deras saja, seolah langit juga ikut merasakan sakit yang dia rasakan.

“kamu bisa berbagi kesedihan kamu sama aku Clau!! Kamu gak sendiri!!”ucap Nicky dengan nada tinggi pada Claudia mencoba melepasnya dari rasa terpuruk yang mungkin dia rasakan.

Mendengar itu, Claudia mulai sadar, dia menatap mata Nicky dalam lalu beranjak merengkuh Nicky. Nicky merengkuhnya balik, mencoba menguatkan Claudia yang sepertinya sedang marasakan sakit yang teramat sakit.

“kamu boleh pinjam dadaku selama kamu mau”ucap Nicky sambil mengelus rambut panjang Claudia.

Kenyamanan mulai timbul saat Claudia masuk dalam rengkuhan Nicky. Sayangnya, rasa sakitnya saat ini tetap tidak bisa begitu saja hilang.

“sakit Nick... hatiku lagi sakit...”ucap Claudia dalam tangisnya.

~bersambung~

Minggu, 06 Mei 2012

#XOfanfic #newseries Part2

#XOfanfic #newseries

The Symphony of Love Part2

Sebelumnya, maaf kalau ada salah-salah penulisan kata. Dan kita mau ngingetin kalau kita pake banyak perspektif, jadi maaf kalau ada sebagian yang diulang, tujuannya supaya lebih masuk ke cerita. Alurnya juga maju mundur, jadi hati-hati ya bacanya. Enjoy reading guys ^^

*****

Di sebuah pemakaman di Jakarta. Lee, Nicky dan Claudia masih memandangi nisan dan gundukan tanah yang masih merah. Tertulis nama Novilia Diandra di dalam nisan itu. Lee, Nicky dan Claudia terperangkap dalam diam. Mereka terpenjara dalam agan mereka masing-masing. Angan tentang kenangan dan harapan yang telah sirna bersama kepergian Novi. Nicky menyesal dalam diamnya. Sama seperti Lee. Nicky dan Lee sama-sama terlambat untuk mengatakan apa yang ingin mereka katakan pada Novi. Sedangkan Claudia diam karena berfikir, bagaimana ia akan menjalankan amanat terakhir Novi padanya.

*****

Lee memejamkan matanya. Mencoba mengingat saat-saat adik kesayangannya Novi, marah besar padanya. Saa-saat dimana dia dengan amat sangat terpaksa meninggalkan adiknya itu beberapa tahun yang lalu.

**

“lo tuh apaan sih kak? kenapa lo mau ninggallin gue sama mama?”bentak Novi sambil memukul meja lalu berdiri.

“gue punya alesan gue sendiri dek!!”balas Lee sambil ikut berdiri.

Pengunjung restoran yang lain langsung meusatkan perhatian kepada dua orang adik-kakak yang sedang membuat keributan ini.

“alesan apa?!”tanya Novi yang masih emosi.

“lo tau sendiri kan kalau gue suka ngedance?!... gue...”

“ohh.. jadi cuma karena itu!! cuma karena uang papa yang bisa bikin lo belajar dance?!!”Novi memotong kata-kata Lee.

“bukan gitu dek! Gue..”kata-kata Lee kembali dipotong oleh adiknya.

“gue apa hah? Udahlah!! Gak usah coba-coba untuk jelasin apa-apa!! Gue udah ngerti! Dan gue cukup tau aja sama lo kak!! gue peringatin ya!! Jangan pernah dateng lagi ke gue sama mama!! GUE BENCI SAMA LO!!!”tegas Novi sambil melangkah pergi menjauhi Lee yang telah membuatnya kecewa.

Lee merasa bersalah pada adiknya. Lee kembali duduk dan mulai membatin.

“lo gak ngerti maksud gue dek. Gue ngelakuin ini juga buat lo sama mama, bukan cuma karena ego gue aja... gue cuma mau papa bantu gue supaya jadi lebih sukses aja, gue pura-pura mau tinggal sama dia. Karena kalau gue gak ngelakuin ini, gue gak akan bisa ngebuat kalian bahagia. Gue janji! kalau gue udah sukses nanti, gue pasti akan kembali ke lo sama mama dan gue akan bahagiain kalian”batin Lee.

**

Lee menitikkan air mata mengingat kejadian itu. Dan dengan cepat pula ia menghapusnya.

“andai hari itu gak pernah ada, andai gue gak pernah ngelakuin hal bodoh itu, andai lo mau dengerin penjelasan gue dek, andai lo bisa ngerti. Sayang semuanya sekarang tinggal kata ‘andai’ dan gak akan pernah terwujud. Maaf dek. Kakak menyesal karena terlambat untuk jelasin semuanya sama kamu dan terlambat untuk ngebuat kamu bahagia”batin Lee.

*****

Claudia dikuasai kesedihan dan kebimbangan. Ada beban yang kini bersarang di hatinya. Pesan terakhir Novi...

**

Suster keluar dari ruang UGD dan menyuruh Claudia untuk masuk menemui Novi yang sedang diambang kematian. Claudia langsung masuk dan berdiri di sebelah kanan tempat Novi terbaring lemah. Claudia menggenggam tangan Novi, mencoba memberi sugesti bahwa Novi pasti kuat lewat genggaman tangan itu.

“Clau, aku mau titip Nicky sama kamu ya”lirih Novi dengan terbata dan suara lemah.

“kenapa?”

“aku percaya kamu bisa jaga dia buat aku, aku percaya kamu bisa sayangin dia sebesar aku sayang sama dia”lanjut Novi.

“tapi...”kata-kata Claudia dipotong oleh Novi.

“kalau kamu ketemu sama kak Lee nanti, tolong bilang kalau aku minta maaf dan aku udah maafin dia ya”

“pasti aku sampein Nov, tapi kamu juga harus coba untuk bertahan, buat kak Lee, buat Nicky, buat aku”

“maaf, tapi aku gak bisa, ini sudah saatnya, aku mau nemenin mama, Clau”

Claudia hanya diam. Tak lama, Novi benar-benar pergi. Didepan matanya, di dalam genggaman tanganya.

**

“Nov, aku gak janji bisa jagain dan sayangin Nicky. Karena.. karena aku masih punya Alwin. Andai kamu gak motong kata-kata aku dan mau dengerin alesan aku, semuanya gak akan jadi seberat ini buat aku. Sekarang... aku akan biarin Tuhan yang atur semuanya. Saat ini, aku cuma bisa janji, untuk menghibur Nicky dan membantunya melupakan kesedihanya, gak lebih”batin Novi sambil sesekali menghapus air mata yang mengalir di pipinya dengan sapu tangan Nicky. Nicky memberikan sapu tangan itu pada Claudia saat pemakaman berlasung dan saat Claudia tak dapat membendung tangisnya.

*****

Langit mulai mengabu dan gemuruh mulai terdengar. Lee akhirnya mengajak Claudia dan Nicky untuk meninggalkan pemakaman.

“udah mau hujan sepertinya, pulang yuk Nick, Clau”ajak Lee pada keduanya.

“gue masih mau disini, kalian balik duluan aja”jawab Nicky.

“serius?”tanya Lee lagi. Nicky hanya menjawabnya dengan anggukkan.

“yaudah, Clau, ayo kakak anter pulang”ajak Lee pada Claudia.

“iya kak, Nov, gue sama kak Lee balik dulu ya. Kak Nicky, kita balik dulu ya, yang kuat, jangan lama-lama disini”

“iya”jawab Nicky.

Lalu Lee dan Claudia meninggalkan Nicky sendirian di pemakaman seperti yang dia inginkan.

*****

Nicky kembali terpaku dalam diam. Bahkan sesekali menitikkan air matanya. Satu kata. Terlambat. Satu kata yang sama seperti yang ada di benak Lee.

“tadinya... hari ini aku mau nyatain perasaan aku sama kamu Nov. Tapi sekarang... kamu sudah pergi. Kenapa secepat ini Nov? Bahkan untuk bilang aku mencintaimu aja aku gak sempet”ucap Nicky sambil mengelus nisan Novi.

Hujan mulai turun, namun Nicky tidak memedulikannya.

*****

Lee dan Claudia berjalan berdampingan keluar pemakaman. Hujan mulai turun perlahan. Claudia dan Lee berlari kecil menuju mobil. Mereka masuk ke dalam mobil dan mobil langsung melaju menuju rumah Claudia. Di tengah perjalanan, mereka berbincang singkat.

“kak Lee, sebelum Novi pergi, dia titip pesen sama aku buat kakak”mulai Claudia memecah keheningan diantara mereka. Lee yang sedang menyetir jadi mengalihkan pandangannya singkat pada Claudia.

“pesen apa?”tanya Lee.

“Novi minta maaf sama kakak, dia juga bilang, kalau dia udah maafin kakak”jawab Claudia.

“bener Novi bilang kayak gitu?”tanya Lee lagi.

“iya kak”jawab Claudia. Mendengar itu, Lee lalu menghela nafas panjang.

“Novi memang baik, bahkan terlalu baik, harusnya kakak yang minta maaf sama dia, bukan dia”Lee kembali menitikkan air matanya. Dan dengan segera pula menghapusnya.

Hening kembali mengisi suasana di dalam mobil. Setelah sampai di depan rumah Claudia, mobil berhenti. Claudia langsung turun dari mobil Lee setelah berterima kasih. Dan setelah Claudia turun, Lee melanjutkan perjalanannya.

*****

Senja pergi bersama mentari yang kembali ke peraduannya. Sang dewi malampun muncul menggantikannya. Langit masih kelabu, masih sepi, karena tak ada bintang di sana. Suara gemuruhpun masih menghiasi malam. Claudia berdiri di balik jendela kamarnya. Menikmati rintik-rintik hujan yang menenangkan hati dan mengisi sepi. Dia tiba-tiba saja teringat akan Nicky yang tadi belum mau pergi dari pemakaman. Claudia akhirnya mencoba menghubungi Nicky, sekedar ingin mengetahui keadaan dan keberadaannya. Tapi telefonnya tidak dijawab oleh Nicky, dia jadi mulai khawatir. Jam sudah menunjukkan pukul 7 malam, walaupun di luar hujan, Claudia akhirnya memutuskan untuk kembali ke pemakaman, ia khawatir dengan Nicky.

Claudia naik taksi ke pemakaman. Persis di depan pemakaman sebelum Claudia turun dari taksi, Claudia melihat Nicky. Nicky berjalan lemah keluar pemakaman di tengah hujan. Claudia langsung turun dari taksi setelah meminta supir taksi untuk menunggu. Dia membuka payungnya, keluar dari taksi dan berjalan mendekati Nicky. Claudia memayunyi Nicky, Nickypun kaget dan menoleh ke arah Claudia.

“kak Nicky kenapa masih disini? Hujan-hujanan pula”tanya Claudia. Nicky tidak menjawab, dia malah memeluk Claudia lalu tak sadarkan diri.

Claudia melepas payungnya dan menahan Nicky yang sudah tak sadarkan diri dalam pelukannya. Supir taksi yang memperhatikan Claudia akhirnya keluar dari taksi dan membantunya membawa Nicky ke dalam taksi. Saat sudah ada di dalam taksi...

“ke perumahan Puri Mulia aja lagi Pak”ucap Claudia pada supir taksi yang sama-sama basah kuyup karena menolong Nicky tadi.

Taksi akhirnya kembali jalan menuju sebuah perumahan yang dimaksud Claudia, perumahan tempat dia tinggal. Di dalam perjalan, Claudia hanya memandangi wajah Nicky yang kini berada dalam pangkuannya. Wajah kehilangan, wajah yang sudah terlalu lelah menangis.

“kak Nicky itu kalau diliat-liat keren juga, kasian harus kehilangan Novi secepat ini”batin Claudia yang masih memperhatikan Nicky.

*****

Cahaya mentari mulai merasuk ke dalam kamar lewat celah-celah jendela. Nicky tersadar, tapi dia bingung karena tidak mengenali tempatnya berada sekarang. Di atas keningnya ada kompresan. Bajunya juga sudah diganti dan tidak basah, padahal terakhir dia ingat, dia berada di pemakaman dan basah kuyup. Nicky mencoba mengingat lagi apa yang terjadi.

“ohh iya... tadi kan ada Claudia, apa ini rumahnya ya?”tanya Nicky pada dirinya sendiri.

Nicky mendengar ada suara piano dan nyanyian. Dia pun bangkit dari tidurnya, keluar dari kamar yang asing baginya itu dan mencari asal suara yang menarik perhatiannya. Suaranya semakin jelas, suara seorang gadis yang merdu sedang meyanyikan lagu “Bukan Cinta Biasa”.

“Alunan piano yang indah dan sempurna, suaranya juga merdu”Nicky semakin mencari-cari asal suara itu.

Nicky menuruni tangga, setelah melewati beberapa anak tangga, dia melihat seorang gadis berambut lurus panjang sedang mamainkan piano putihnya dengan cantik. Nicky mendekat untuk memperjelas apa yang dia lihat sebelumnya. Dan dia melihat Claudia disana. Saat Claudia sudah selesai memainkan dan menyanyikan lagunya, Nicky menghampiri Claudia sambil menepukkan kedua telapaknya beberapa kali. Nicky duduk di sebelah Claudia.

“suara lo bagus juga Clau”puji Nicky sambil tersenyum pada Claudia. Claudia yang baru pertama kali melihat senyum di wajah Nicky pun mulai terpesona.

“ahh biasa aja kok kak”balas Claudia agak salah tingkah.

“serius deh, suara lo itu bagus, main pianonya juga keren”puji Nicky lagi.

“ahh lebay ahh kak”

“Nicky aja deh manggilnya, gak biasa gue dipanggil kakak”pinta Nicky.

“serius nih?”

“iya, lagipula kita cuma beda satu tahun kan?”

“iya, kok tau sih kak?”

“tuh kan, kakak lagi”

“hehe iya lupa, tau darimana Nick?”

“tau dari... Novi, dia pernah cerita tentang lo”jawab Nicky sambil kembali menunjukkan ekspresi kehilangannya setelah mengingat Novi.

*****

Claudia yang merasa sudah salah bicara akhirnya mulai berfikir untuk mengembalikan lagi senyum di wajah Nicky. Senyum yang bahkan baru dia liat satu kali. Claudia mulai teringat akan suatu tempat. Tempat favoritnya dulu, sebelum dia pergi ke Australia. Tempat yang tidak pernah dia beritahukan pada siapapun, bahkan pada Alwin. Claudia akhirnya memutuskan untuk membawa Nicky ke tempat itu. Ia berharap dapat mengembalikan senyum Nicky dengan membawanya kesana.

“ehh Nick, ikut gue yuk!”ajak Claudia. Nicky mengalihkan pandangannya pada Claudia dengan ekspresi datar.

“kemana?”tanya Nicky pada Claudia yang sudah berjalan menjauh darinya menuju sebuah kamar.

Claudia belum menjawab pertanyaan Nicky. dia malah masuk ke kamar kakaknya, Iras, dan mengambil sebuah jaket disana. Claudia lalu keluar dan memberikan jaket itu pada Nicky.

“buat apa?”tanya Nicky pada Claudia.

“buat dipake lah, emangnya lo mau keluar rumah pake setelan kayak gitu?”ledek Claudia.

Nicky lalu mengalihkan pandangannya pada pakaian yang ia kenakan. Dan ia kaget saat melihat setelan bajunya yang hanya sebuah celana jeans panjang dan sebuah kaos putih polos tipis. Nicky akhirnya memakai jaket itu dan mengikuti Claudia yang sudah berjalan menuju pintu keluar. Mereka kini berjalan berdampingan menuju tempat yang Claudia maksud.

*****

Nicky dan Claudia tiba di sebuah taman. Ini hari Rabu, taman tidak begitu ramai pagi ini. Sambil berjalan mengelilingi taman, mereka berbincang.

“kenapa lo bawa gue kesini Clau?”tanya Nicky sambil memandangi Claudia singkat.

“gue mau nunjukkin sesuatu yang indah”jawab Claudia sambil tersenyum.

“apa?”tanya Nicky lagi.

Claudia menghentikan langkah kakinya. Nicky yang berdiri di sebelah kiri Claudia pun ikut menghentikan langkahnya. Claudia menutup matanya, mencoba menikmati irama sempurna yang Tuhan ciptakan. Nicky hanya memandangi Claudia dengan pandangan bingung. Claudia membuka matanya setelah menutupnya untuk beberapa saat dan mengalihkan pandangannya pada Nicky yang sedang bingung melihat tingkahnya.

“bingung ya?”tanya Claudia. Nicky hanya mengangguk. Lalu Claudia menarik tangan Nicky untuk duduk di sebuah kursi taman yang terletak di bawah pohon paling besar di taman itu.

“tutup mata lo”pinta Claudia.

“buat apa?”tanya Nicky bingung.

“tutup aja, lo pasti ngerti nanti”

Nicky akhirnya menuruti permintaan Claudia untuk menutup matanya. Claudia ikut menutup matanya dan dia mulai bicara panjang lebar.

“alam itu, gak Cuma indah diliat aja, tapi indah juga untuk di dengar. Coba deh lo dengerin suara hembusan angin, suara tetesan embun, suara daun kering yang berguguran, serta suara kicauan burung”Claudia menghentikan kata-katanya sejenak, mencoba membiarkan Nicky mendengarkan indahnya alam ini.

*****

Nicky mulai memejamkan matanya, entah untuk apa, ia hanya menuruti permintaan Claudia.

“alam itu, gak cuma indah diliat aja, tapi indah juga untuk di dengar. Coba deh lo dengerin suara hembusan angin, suara tetesan embun, suara daun kering yang berguguran, serta suara kicauan burung”jelas Claudia panjang lebar.

Nicky mulai mendengarkan indahnya alam seperti yang telah dideskripsikan Claudia lewat kata-katanya barusan. Hembusan angin, guguran daun, kicauan burung dan irama alam lainnya. Dan kenyamanan muncul begitu saja saat Nicky mendengarkan irama-irama itu.

“gue selalu suka sama irama-irama yang ada di alam ini, mereka jadi sebuah symphony yang luar biasa indah saat kita mau perhatian untuk mendengarkannya. Symphony indah ini yang menuntun gue suka sama musik”lanjut Claudia.

“gue juga suka musik”sambung Nicky sambil membuka matanya perlahan.

“kalau gitu, kapan-kapan kita harus duet bareng yah haha”ajak Claudia sambil menyikut pelan lengan Nicky dan terseyum.

“boleh” balas Nicky sambil tersenyum.

Ia mulai melupakan rasa kehilangannya. Mengisi kekosongan hatinya dengan mendengarkan symphony luar biasa dari alam dan melihat senyum manis di wajah Claudia. Entah karena apa dan sejak kapan, rasa kehilangan itu mulai luntur. Dan setiap dia ada di sisi Claudia, rasa nyaman pun mulai muncul. Walaupun itu baru beberapa kali, saat ini di taman, saat Claudia bermain piano dan... saat di pemakaman.

*****

Claudia sudah kembali melihat senyum di wajah Nicky. Dia senang melihatnya, setidaknya, ia berhasil memenuhi salah satu janjinya pada Novi, mengembalikan senyum Nicky.

“bisa main alat musik apa aja Clau”tanya Nicky.

“piano, gitar, biola sama saxophone”jawab Claudia.

“wow! Keren banget bisa main semua alat musik itu, serius? Belajar dimana?”tanya Nicky exited.

“serisus deh! kalau piano, udah belajar dari SD, kalau gitar sama biola, mulai SMP, kalau saxophone waktu high shcool di Australia”jawab Claudia.

*****

Nicky semakin terpukau mendengar jawaban dari Claudia, hingga akhirnya dia menantang Claudia untuk membuktikan jawabannya itu.

“masih gak percaya gue!”ledek Nicky.

“gue baru bisa percaya kalau gue udah liat sendiri”lanjut Nicky menantang.

“oke, ayo balik lagi ke rumah, gue tunjukin biar lo puas!! haha”jawab Claudia santai.

Mereka akhirnya kembali ke rumah Claudia untuk membuktikan perkataan Claudia. Di perjalanan pulang, mereka bercanda bersama dan tanpa sadar, mereka menggenggeam tangan satu dengan yang lain.

*****

Nicky dan Claudia sudah sampai di rumah Claudia, mereka langsung menuju sebuah ruangan yang biasa Claudia sebut sebagai ruang musik. Ruangan itu adalah ruangan tempat tadi Nicky melihat seorang gadis dengan cantik dan sangat apik memainkan piano putihnya. Claudia membiarkan Nicky duduk di kursi piano dan dia melangkah menuju sebuah lemari.

“lo maunya liat gue main alat musik apa dulu Nick? Disini ada semua kok alat musiknya”tanya Claudia.

“apa ya? piano kan tadi pagi udah, terus kalau gitar sama biola, gue udah sering liat cewek lain main alat musik itu, gimana kalau saxophone aja?”tawar Nicky.

“oke”jawab Claudia.

Claudia membuka lemari di depannya, di dalamnya sudah terdapat sebuah saxophone, dia pun mengeluarkan sxophone nya. Claudia menutup kembali lemarinya dan melangkah berdiri di depan Nicky. Sebelum Claudia mulai memainkan saxophonenya, Nicky memandangi gadis itu cukup lama dan saat itu juga muncul kata ‘cantik’ dalam benaknya.

Claudia menarik nafas panjang, lalu mulai memainkan saxophone miliknya. Satu lagu yang berjudul ’Bengawan Solo’ Claudia mainkan dengan sangat cantik. Nicky memandangi Claudia tanpa berkedip. Nicky mulai merasakan sebuah getaran aneh di dadanya, getaran yang dulu pernah dia rasakan saat berjabat tangan dengan Novi. Claudia selesai memainkan lagunya, lalu dia menggantungkan saxophone di lehernya. Nicky seperti merasa getaran tadi menuntunnya untuk berdiri. Ia mulai melangkah mendekati Claudia dan kini berdiri persis di depan Claudia. Nicky mulai meraih tangan Claudia dan menggenggamnya dengan erat. Matanya juga sudah mengunci mata Claudia lekat.

“Clau, mau jadi pengganti Novi disini gak?”tanya Nicky sambil menepuk pelan dadanya.

“aku... sayang sama kamu”lanjut Nicky sambil mengecup jemari lentik milik Claudia.

~bersambung~