#XOfanfic #newseries
The Symphony of Love Part3
Sebelumnya, maaf kalau ada salah-salah penulisan kata. Dan kita mau
ngingetin kalau kita pake banyak perspektif, jadi maaf kalau ada
sebagian yang diulang, tujuannya supaya lebih masuk ke cerita. Alurnya
juga maju mundur, jadi hati-hati ya bacanya. Enjoy reading guys ^^
*****
“aku sayang sama kamu”ucap Nicky sambil mengecup jemari lentik milik Claudia.
Claudia masih terpaku memandangi Nicky yang secara tiba-tiba saja
menyatakan perasaannya. Claudia lalu melepas tangannya dari genggaman
Nicky. Ia membalikkan badannya membelakangi Nicky dan berjalan menjauh
dari Nicky beberapa langkah.
“apa kata sayang gak terlalu cepat?”tanya Claudia tanpa membalikkan badannya.
“hmm.. oke, mungkin aku memang baru suka sama kamu, tapi ini yang aku rasain”jelas Nicky dengan nada agak ragu.
“ini baru dua hari sepeninggal Novi, aku gak mau kalau cuma jadi
pelarian aja”balas Claudia mencoba membuat Nicky menyerah dan meralat
kata-katanya.
“aku gak nganggep kamu pelarian kok”balas Nicky meyakinkan.
“bohong”balas Claudia. Nicky berjalan mendekati Claudia dan kini berdiri di sebelahnya.
“kalau kamu gak percaya, kamu bisa liat sendiri di mata aku, apa aku
bohong?”tanya Nicky lagi yang semakin membuat Claudia tak berkutik.
Claudia akhirnya menuruti permintaan Nicky. Matanya dan mata Nicky
bertemu untuk beberapa saat. Dan Claudia tidak menemukan kebohongan
sedikitpun di mata Nicky. Claudia semakin bimbang, dia tidak tahu apa
yang harus dia lakukan. Saat ini, dia tidak memiliki rasa apapun pada
Nicky, dia juga masih memiliki Alwin. Tapi Claudia juga memikirkan pesan
dari Novi yang memintanya untuk mencintai Nicky.
“harus aku jawab sekarang atau kamu akan kasih aku waktu buat mikir?”tanya Claudia pada Nicky yang masih berada di hadapannya.
“terserah kamu aja, aku akan nunggu jawaban kamu kalau perlu”jawab Nicky tak bersemangat.
“oke, aku mau kita jalanin aja dulu ya... suatu hari nanti, aku akan
jawab pertanyaan kamu ini. Sekarang aku belum bisa jawab, karena ini
terlalu cepat dan aku gak mau salah ambil keputusan”balas Claudia yakin
sambil memndang mata Nicky.
“oke, aku terima keputusan kamu. Aku akan coba untuk ngebuat kamu yakin
dan nyaman sama aku”balas Nicky sambil tersenyum hangat pada Claudia.
“buktiin aja.. aku gak suka cowok yang cuma manis di mulut”balas Claudia sambil membalas senyum hangat Nicky.
“siap! Yaudah, kalau gitu, aku balik dulu ya. Thank’s buat semalem dan
pagi ini. Besok aku balik lagi, kita jalan ya besok, mau kan?”tanya
Nicky lagi.
“boleh”jawab Claudia singkat.
Nicky pamit pulang pada Claudia. Claudia mengantar Nicky sampai depan
gerbang rumahnya. Nicky memberhentikan taksi, masuk ke dalamnya dan
taksi melaju menjauhi rumah Claudia. Baru saja Claudia membalikkan
badannya, ada bunyi klakson mobil yang sedikit membuatnya kaget. Claudia
membalikkan badannya dan menghampiri mobil itu. Claudia yang sedikit
kesal karena dibuat kaget mengetuk kaca mobil dengan keras, berharap
akan melihat wajah pengganggu itu dan dapat memarahinya. Tapi saat kaca
sudah terbuka, Claudia melihat wajah Kiki dari baliknya.
*****
Kiki melepas kacamata hitamnya dan menggantungkannya di baju, lalu
mempersembahkan senyumnya untuk Claudia, sahabatnya. Claudia adalah
sahabat Kiki saat high school di Australia. Saat di Australia, mereka
sama-sama belajar alat musik saxophone, sayangnya, hanya Claudia yang
pada akhirnya bisa memainkan alat musik itu. Sejak kembali ke Indonesia,
mereka hilang kontak. Tapi sebenarnya tidak 100% hilang kontak, karena
Kiki selalu mencoba cari tahu keberadaan Claudia di Indonesia. Hingga
akhirnya, Kiki menemukan alamat rumah Claudia dan memutuskan untuk
memberi kejutan pada Claudia dengan datang ke rumahnya.
Claudia masih tak percaya dengan apa yang dilihatnya, dia sampai tak
berkedip. Kiki hanya tertawa kecil melihat ekspresi Claudia yang sangat
lucu karena terkejut.
“loh kok bisa ada lo disini Ki?”tanya Claudia yang masih dalam kondisi terkejut.
“ya bisa lah, gue kesini mau kasih kejutan buat lo, kayaknya berhasil nih”balas Kiki dengan senyum mengembang.
“haha berhasil banget Ki”
“yaudah, kalau gitu.. lo mau kan nemenin gue jalan?”
“jalan? Kemana?”
“yaa kemana gitu.. yang asik, gue bosen di rumah tau”
“kapan?”
“bulan depan!! Ya sekarang lah Clau... mau gak?”
“hmm.. oke deh, tapi gue ganti baju dulu ya”
“sip”
Claudia kembali ke dalam rumahnya untuk berganti pakaian, sedangkan Kiki
hanya menunggu Claudia di dalam mobil. Setelah berganti pakaian,
Claudia keluar dan mengunci pintu lalu masuk ke dalam mobil Kiki. Mobil
langsung melaju menuju suatu tempat yang belum mereka pastikan.
“jadi kita mau kemana?”tanya Claudia.
“kemana ya? Udah tiga tahun di Australia jadi agak bingung sama Indonesia hehe”jawab Kiki dengan nada bercanda.
“hmm... kalau ke cafe cassanova aja gimana?”saran Claudia.
“boleh tuh, ada dimana?”
“nanti ketemu pertigaan belok kiri, gak jauh dari situ deh pokoknya”
“oke deh”
Kiki mengikuti arahan Claudia dan akhirnya mobil yang mereka kendarai
berhenti di sebuah cafe bernama cassanova. Mereka turun daari mobil dan
masuk ke dalam cafe. Kiki memilih tempat duduk yang dekat dengan jendela
dan agak dipojok, pemandangan yang dapat mereka lihat dari sana
hanyalah jalanan dengan kendaraan yang terkadang lalu lalang. Sebelum
memesan makanan, Claudia pamit sebentar pada Kiki dan terlihat
menghampiri seseorang yang tidak Kiki kenal.
*****
Claudia yang baru duduk bangkit lagi dan pamit sebentar dari Kiki, dia
menghampiri Jennie. Jennie adalah kakak kelasnya saat di SMP 9, Jennie
juga lah yang mengajarkannya bermain biola. Mereka berbincang singkat
sebelum akhirnya Claudia melihat sebuah cincin yang melingkar di salah
satu jari Jennie. Claudia memberanikan dirinya untuk bertanya...
“kak Jen, itu cincin apa?”tanya Claudia sambil menunjuk cincin di jari Jennie.
“ohh ini, ini cincin pertunangan kakak, Clau”jawab Jennie sambil memandangi cincinnya dan tersenyum.
“wah, sama siapa kak? congrats yaa”
“ada deh pokoknya, nanti kapan-kapan kakak kenalin deh sama kamu Clau”
“oke deh, yaudah kak, Claudia balik ke temen Claudia dulu ya, udah
ditungguin tuh”ucap Claudia sambil menunjuk seorang laki-laki yang
sedang duduk memandangi jalanan yang tidak lain adalah Kiki.
“temen apa temen tuh?”goda Jennie pada Claudia yang sudah mulai berjalan
mendekati Kiki. Claudia hanya menjawab godaan Jennie dengan senyum.
Claudia menghampiri Kiki yang sepertinya sudah mulai bosan karena
ditinggal sendiri. Kiki dan Claudia yang sudah kembali duduk bersama
akhirnya memesan makanan. Claudia yang memesan spagetti memakannya
dengan lahap namun tetap terlihat cantik. Kiki yang berdiri di
hadapannya tertawa kecil melihat cara makan Claudia, dia juga melihat
ada sisa saus di bibir Claudia. Kiki berdiri lalu tangannya mendekati
bibir Claudia untuk membersihkan sisa saus disana.
“kebiasaan lo ternyata gak banyak yang berubah ya, masih begini”ucap Kiki sambil menghapus sisa saus di bibir Claudia.
Claudia yang melihat Kiki mendekat sedikit merasakan getaran aneh, Kiki
semakin dekat dan sekarang jemarinya ada di bibir Claudia. Setelah Kiki
menghapus sisa saus di bibir Claudia, dia berhenti sejenak, memandangi
Claudia yang sudah memandanginya sedari tadi.
1 detik
2 detik
3 detik
4 detik
5 detik
Setelah berpandangan cukup lama, Kiki kembali ke tempat duduknya dan
menjauhi Claudia. Suasananya tiba-tiba saja jadi canggung. Claudia masih
tak berkutik, pipinya tadi sepertinya sedikit memerah saat berpandangan
dengan Kiki. Kiki juga tidak bersuara setelah apa yang dia lakukan pada
Claudia. Semua yang Kiki lakukan tadi sebenarnya sudah dia atur, dia
ingin menciptakan rasa di hati Claudia untuk menimbulkan amarah di hati
seseorang yang dia benci. Ya, ini semua adalah rencana balas dendamnya.
Awalnya, Kiki juga tidak ingin melibatkan Claudia yang notabene adalah
sahabatnya. Tapi dia mengesampingkan persahabatan mereka demi misi balas
dendamnya.
“misi pertama, berhasil!! haha”batin Kiki sambil tertawa tipis dan memandangi Claudia yang masih tetap dengan pipi yang merona.
Makan-makan selesai, Kiki meminta bil pada pelayan dan membayar pesanan
mereka. Kiki dan Claudia lalu pulang ke rumah Claudia. Suasananya masih
canggung, sebenarnya Claudia saja yang terlalu malu untuk membuka
pembicaraan lagi. Sedangkan Kiki, dia sengaja tidak ingin memulai
pembicaraan terlebih dahulu, dia ingin menyempurnakan rasa yang baru
mulai Claudia rasakan dengan berpura-pura tidak terjadi apa-apa.
Sayangnya, Claudia bertahan untuk tidak bersuara sampai mereka tiba di
depan rumahnya.
Kiki akhirnya memutuskan untuk mengeluarkan jurus jitunya sebelum Claudia turun dari mobil.
“yaudah, gue.. turun dulu ya Ki”ucap Claudia agak terbata karena masih gugup.
“wait...”balas Kiki yang membuat Claudia kembali memaksakan dirinya untuk menatap Kiki.
“ya, kenapa?”tanya Claudia bingung sambil mencoba mengusir getar-getar
aneh yang ia rasakan sejak berpandangan dengan Kiki di cafe tadi.
Kiki mendekatkan wajahnya ke wajah Claudia. Semakin dekat dan semakin
dekat. Claudia mulai mengira-ngira kemana wajah Kiki yang semakin dekat
itu akan bermuara. Wajah Kiki semakin dekat dengan wajah Claudia,
Claudia yang mengira tujuan Kiki adalah bibirnya, segera menutup matanya
gugup dengan getaran yang semakin menjadi di dadanya dan dengan
kupu-kupu yang mulai berterbangan di perutnya. Kiki yang menyadari
triknya berhasil membuat rasa di hati Claudia semakin besar lewat
caranya menutup matanya dan rona di pipinya mulai merubah haluan
wajahnya. Kini wajah Kiki mendekati telinga Claudia dan akhirnya
berbisik.
“good bye princess, thank’s for today, see ya later”bisik Kiki yang membuat Claudia kembali membuka matanya.
Claudia yang malu karena sudah berfikiran yang tidak-tidak langsung
keluar dari mobil tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Claudia memasuki
rumahnya dan meninggalkan Kiki di mobilnya yang sedang tersenyum puas
karena misinya hari ini 100% berhasil.
*****
Claudia membaringkan tubuhnya di kasur empuk di kamarnya. Sesekali dia
tersenyum-senyum sendiri mengingat kejadian di mobil tadi. Dia terlalu
malu karena terlalu berharap Kiki yang telah mendekat ke wajahnya akan
memberinya sebuah kecupan. Claudia kembali meluruskan pikirannya, bahwa
Kiki hanyalah sahabatnya, tidak lebih, tidak boleh lebih dan tidak akan
jadi lebih dari itu. Sahabat. Titik.
“tapi sejak kapan ada kupu-kupu yang berterbangan di perut gue saat
bersama Kiki? Sejak kapan gue jadi salah tingkah dan gak bisa ngomong
apa-apa di depan Kiki? Dan getaran itu... getaran yang dulu pernah gue
rasain sama Alwin, kenapa sekarang gue rasain juga sama Kiki? Ahh,
biarin aja deh, yang jelas, Kiki itu cuma sahabat gue aja, gak boleh
berharap lebih, lagipula, kan gue masih punya Alwin”batin Claudia.
*****
Kiki sudah berada di kamarnya dan kini sedang bermain dart. Diatas papan
dartnya sengaja di tempelkan foto Nicky, kakak sepupunya yang paling
dia benci. Kakak sepupunya yang telah merampas semua yang dia inginkan.
Dulu, sebelum Kiki ke Australia, dia pernah mencintai seorang gadis
bernama Afra, tapi gadis itu malah memilih Nicky. Saat Kiki sudah
mencoba untuk melepaskan Afra untuk bersama Nicky, Nicky malah menyakiti
Afra. Nicky membuat Afra menangis dan akhirnya memutuskan untuk pergi
jauh dari Indonesia. Kiki sakit hati gara-gara Nicky menyakiti Afra dan
beberapa gadis lagi yang juga Kiki suka dulu. Gadis yang Kiki suka
selalu direbut Nicky dan dibuat menangis, maka dari itu, Kiki membenci
Nicky. Dan sekarang, saat Kiki tahu Nicky menyukai Claudia, dia ingin
merebut Claudia dari tangan Nicky. Menyakiti Claudia seperti apa yang
Nicky lakukan pada Afra, karena Kiki berkesimpulan, jika dia menyakiti
gadis yang dicintai Nicky, Nicky juga akan ikut merasakan sakit. Kiki
sudah tidak memperdulikan siapa Claudia, sekalipun Claudia adalah
sahabatnya saat di Australia, dia tidak peduli, yang ada di pikirannya
saat ini hanyalah balas dendam.
“habis lo kali ini nick!!! hahaha”ucap Kiki sambil tertawa dan mencoret
foto Nicky di atas dart dengan spidol warna merah hingga foto itu nampak
buruk.
*****
Nicky yang sedang berbaring di kasurnya tersenyum-senyum sendiri
mengingat kejadian tadi pagi. Mengingat betapa teburu-burunya dia
menyatakan cintanya pada seorang gadis bernama Claudia. Gadis yang baru
saja dia kenal dua hari yang lalu. Gadis yang berhasil membuatnya
bangun dari keterpurukannya setelah kehilangan Novi. Nicky belum
menceritakan perasaannya pada Claudia pada siapapun, dan tanpa dia
sadari, ada yang sudah mengintainya sejak lama, yaitu, Kiki, adik
sepupunya.
Nicky mengirim sms pada Claudia, dia ingin mengajak Claudia pergi keluar malam ini.
Nicky: “Clau, jalan yuk malam ini”
Claudia: “kemana?”
Nicky: “gimana kalau ke mall? Cari referensi musik”
Claudia: “oke”
Nicky: “yaudah, aku jemput jam 7an ya”
Setelah ajakannya di terima, Nicky segera mempersiapkan dirinya.
*****
Malam sudah datang menyapa, jam sudah menunjukkan pukul tujuh kurang
beberapa menit. Claudia yang sudah dengan setelan rapi namun simple
keluar dari kamarnya dan turun menuju ruang makan. Dia ruang makan sudah
ada kak Iras yang menunggunya untuk makan malam.
“hai dek! Waduh, rapi bener, mau kemana malem-malem gini?”sapa Iras saat Claudia sudah duduk berhadapan dengannya.
“jalan aja keluar”balas Claudia setelah menelan beberapa teguk air putih di hadapannya.
“sama siapa?”tanya Iras lagi.
“sama Nicky”jawab Claudia santai.
“Nicky? Nicky yang mana?”tanya Iras lagi.
“yang kemarin malam kak Iras gantiin bajunya itu loh”jawab Claudia lagi.
Yang hanya di balas dengan mulut yang membentuk huruf O dari iras.
Tin.. Tin..
Terdengar bunyi klakson dari luar rumah. Claudia langsung berpamitan kepada Iras.
“kayaknya itu Nicky deh kak, yaudah, Claudia jalan dulu yaa”pamit Claudia sambil menyalami tangan Iras.
“pulangnya jangan malem-malem ya Clau”ucap Iras mengingatkan dengan tegas.
“sip deh kakakku yang imut-imut”balas Claudia sambil berjalan menuju pintu dan tersenyum lebar.
*****
Nicky yang menunggu Claudia di dalam mobil sedikit gelisah. Entah
gelisah karena apa, dia merasa akan ada tangis malam ini. Walau bukan
tangis yang dia ciptakan. Atau mungkin karena langit yang tanpa bintang?
mungkinkah itu yang menyebabkannya gelisah? Nicky langsung melupakan
rasa gelisahnya saat mendengar pintu mobilnya dibuka, sudah pasti oleh
Claudia, yang dia tunggu-tunggu.
“sorry.. sorry.. lama ya nunggunya”sapa Claudia setelah duduk dan menutup pintu mobil.
“enggak kok, baru beberapa menit”balas Nicky dengan senyum mengembang.
Mobil yang dikendarai Nicky langsung berjalan menuju sebuah pusat
perbelanjaan. Tujuan utama mereka sebenarnya bukan pusat perbelajaan
itu, tapi toko musik di dalamnya. Setelah pembicaraan tadi pagi, mereka
sama-sama tau kalau mereka sama-sama suka musik. Menurut Nicky, cara
paling mudah untuk semakin dekat dengan Claudia adalah berbincang
tentang apa yang sama-sama mereka suka, dalam hal ini musik.
Mereka akhirnya sampai di sebuah pusat perbelanjaan. Setelah memakirkan
mobilnya, mereka turun dan langsung masuk ke mall itu. Mereka berjalan
berdampingan. Sebelum sampai di toko musiknya, mereka melewati beberapa
tempat makan. Dan secara tak sengaja, Claudia melihat Jennie di salah
satu tempat makan. Claudia pamit sebentar dari Nicky dan memintanya
untuk menunggu disana sebentar.
*****
Jennie dan tunangannya sedang makan di sebuah tempat makan di salah satu
pusat perbelanjaan. Aktifitas rutin mereka akhir-akhir ini, terlebih
dalam rangka mempersiapkan pesta kedua pertunangan mereka. Pesta untuk
teman-teman mereka. Sebelum ini, mereka mampir di sebuah toko perhiasan
dan Jennie diberikan sebuah kalung perak murni dengan bentuk bulan
sabit, bentuk favoritnya oleh tunangannya. Saat makanan mereka sudah
hampir habis, tunangan Jennie, tunangan Jenie pemit sebentar pada Jennie
untuk pergi ke toilet.
“Jen, aku ke toilet bentar ya”izin tunangannya.
“oke”balas Jennie singkat.
Gak lama setelah tunangannya itu izin ke toilet, Jennie kedatangan
seseorang yang tadi pagi baru saja di temuinya. Siapa lagi kalau bukan
Claudia?
“hai kak Jen”sapa Claudia sambil tersenyum hangat dan menjabat tangannya lalu memeluknya sigkat.
“hai juga Clau, ehh ketemu lagi kita”balas Jennie sambil membalas senyum, jabat tangan dan pelukan Claudia.
“sama siapa kesini kak?”tanya Claudia.
“sama tunangan kakak, nanti deh kakak kenalin dia lagi di toilet”jawab Jennie.
“kamu sendiri kesini sam siapa?”lanjut Jennie yang bertanya pada Claudia.
“sama temen, tuh ada di sana”jawab Claudia sambil seseorang yang sedang berdiri agak sedikit jauh menunggunya.
“loh kok beda dari yang tadi pagi ya? Siapa lagi tuh?”goda Jennie.
“cuma temen kok kak, yang tadi pagi juga cuma temen”jawab Claudia agak tersipu.
“ohh, hehe, kenapa gak diajak kesini aja?”
“gak ahh kak, kan kesini cuma sebentar aja, cuma mau say hai sama kakak”
Gak lama, ada seorang lelaki berpostur tinggi dan tegap dengan rambut
blonde membaur dengan mereka. Jennie dengan senang hati mulai
memperkenalkan tunangannya pada Claudia. Sedangkan Claudia hanya bisa
menganga diam dan tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Sama seperti
Alwin.
“ohh iya, Alwin, kenalin, ini Claudia, adik kelas favorit aku”ucap Jennie memperkenalkan Claudia pada Alwin.
“dan.. Claudia, kenalin ini Alwin, tunangan kakak”lanjut Jennie sambil memperkenalkan Alwin pada Claudia.
Hening seketika, Alwin dan Claudia berpandangan sejenak. Alwin memandang
Claudia dengan pandangan bersalah, sedangkan Claudia memandang Alwin
dengan pandangan terluka.
“apa maksud kamu Win!! Kenapa kamu muncul dengan cara seperti ini?! Apa
artinya 2 tahun hubungan kita?! Apa ini semua alasan kamu tidak
menghubungiku selama beberapa bulan terakhir?! Sekalipun kamu memang
ingin menyakitiku, kenapa bersama kak Jennie?”batin Claudia.
Yang Claudia rasakan saat ini adalah seperti ada sebilah pisau yang
mulai menyayat hatinya. Matanyapun mulai berkaca-kaca. Alwin yang berada
di hadapannya, juga kaget bukan main melihat gadis yang dulu pernah dia
cintai kini berada di hadapannya. Alwin dengan segera mengendalikan
dirinya, karena dia tidak ingin Jennie berfikiran yang bukan-bukan.
“ohh iya, aku udah kenal kok Jen, dia juga adik kelasku waktu high
school di Ausi”jawab Alwin sambil memaksakan tersenyum pada Jennie dan
Claudia.
“Jen, aku mau ngomong sama Claudia bentar ya”pamit Alwin pada Jennie.
Alwin menggenggam jemari Claudia dan menariknya menjauh dari Jennie. Mereka mulai bicara yang serius.
“jadi... ini alasannya kamu gak ngehubungin aku beberapa bulan ini?!”tanya Claudia penuh emosi sambil mulai terisak.
“aku bisa jelasin Clau”kata-kata Alwin dipotong oleh Claudia.
“jelasin apa?! Semuanya sudah jelas! Intinya kamu pilih kak Jennie
kan?”nada bicara Claudia meninggi dan air mata mulai membasahi pipinya.
Alwin hanya menunduk dengan penuh sesal, sekalipun ia ingin bicara,
Claudia tidak akan mau mendengarkannya. Lagipula apa yang dikatakan
Claudia benar, pada akhirnya dia akan memilih Jennie.
“oke, kalau gitu... selamat tinggal, semoga berbahagia, salam buat kak
Jennie, aku pamit”lanjut Claudia lemah sambil terus terisak.
Claudia berjalan menjauhi Alwin dan meninggalkannya sendiri. Sedangkan
Alwin, sepeninggal Claudia, dia kembali kepada Jennie. Claudia
menghentikan langkah kakinya saat mendengar suara Nicky yang ternyata
sudah berada di sebelahnya.
“Clau kamu kenapa? Kok nangis?”tanya Nicky pada Claudia dengan nada khawatir.
Claudia sempat berhenti, namun akhirnya Claudia lanjut berlari keluar
dari pusat perbelanjaan itu. Claudia kembali menghentikan langkahnya di
tempat parkir yang mulai sepi. Hujan mulai turun, namun dia tidak
mempedulikannya. Nicky menghampiri Claudia yang sedang mengguyur dirinya
dengan air hujan yang turun semakin deras. Nicky memegang dengan erat
kedua bahu Claudia, memaksa Claudia untuk melihat ke arahnya dan
memncobanya untuk bicara.
“ada apa sebenarnya Clau?”tanya Nicky.
Claudia hanya diam dan semakin larut dalam tangisnya, hujan juga semakin
deras saja, seolah langit juga ikut merasakan sakit yang dia rasakan.
“kamu bisa berbagi kesedihan kamu sama aku Clau!! Kamu gak
sendiri!!”ucap Nicky dengan nada tinggi pada Claudia mencoba melepasnya
dari rasa terpuruk yang mungkin dia rasakan.
Mendengar itu, Claudia mulai sadar, dia menatap mata Nicky dalam lalu
beranjak merengkuh Nicky. Nicky merengkuhnya balik, mencoba menguatkan
Claudia yang sepertinya sedang marasakan sakit yang teramat sakit.
“kamu boleh pinjam dadaku selama kamu mau”ucap Nicky sambil mengelus rambut panjang Claudia.
Kenyamanan mulai timbul saat Claudia masuk dalam rengkuhan Nicky.
Sayangnya, rasa sakitnya saat ini tetap tidak bisa begitu saja hilang.
“sakit Nick... hatiku lagi sakit...”ucap Claudia dalam tangisnya.
~bersambung~
Good post
BalasHapus