Senin, 07 Mei 2012

#XOfanfic #newseries Part3

#XOfanfic #newseries

The Symphony of Love Part3

Sebelumnya, maaf kalau ada salah-salah penulisan kata. Dan kita mau ngingetin kalau kita pake banyak perspektif, jadi maaf kalau ada sebagian yang diulang, tujuannya supaya lebih masuk ke cerita. Alurnya juga maju mundur, jadi hati-hati ya bacanya. Enjoy reading guys ^^

*****

“aku sayang sama kamu”ucap Nicky sambil mengecup jemari lentik milik Claudia.

Claudia masih terpaku memandangi Nicky yang secara tiba-tiba saja menyatakan perasaannya. Claudia lalu melepas tangannya dari genggaman Nicky. Ia membalikkan badannya membelakangi Nicky dan berjalan menjauh dari Nicky beberapa langkah.

“apa kata sayang gak terlalu cepat?”tanya Claudia tanpa membalikkan badannya.

“hmm.. oke, mungkin aku memang baru suka sama kamu, tapi ini yang aku rasain”jelas Nicky dengan nada agak ragu.

“ini baru dua hari sepeninggal Novi, aku gak mau kalau cuma jadi pelarian aja”balas Claudia mencoba membuat Nicky menyerah dan meralat kata-katanya.

“aku gak nganggep kamu pelarian kok”balas Nicky meyakinkan.

“bohong”balas Claudia. Nicky berjalan mendekati Claudia dan kini berdiri di sebelahnya.

“kalau kamu gak percaya, kamu bisa liat sendiri di mata aku, apa aku bohong?”tanya Nicky lagi yang semakin membuat Claudia tak berkutik.

Claudia akhirnya menuruti permintaan Nicky. Matanya dan mata Nicky bertemu untuk beberapa saat. Dan Claudia tidak menemukan kebohongan sedikitpun di mata Nicky. Claudia semakin bimbang, dia tidak tahu apa yang harus dia lakukan. Saat ini, dia tidak memiliki rasa apapun pada Nicky, dia juga masih memiliki Alwin. Tapi Claudia juga memikirkan pesan dari Novi yang memintanya untuk mencintai Nicky.

“harus aku jawab sekarang atau kamu akan kasih aku waktu buat mikir?”tanya Claudia pada Nicky yang masih berada di hadapannya.

“terserah kamu aja, aku akan nunggu jawaban kamu kalau perlu”jawab Nicky tak bersemangat.

“oke, aku mau kita jalanin aja dulu ya... suatu hari nanti, aku akan jawab pertanyaan kamu ini. Sekarang aku belum bisa jawab, karena ini terlalu cepat dan aku gak mau salah ambil keputusan”balas Claudia yakin sambil memndang mata Nicky.

“oke, aku terima keputusan kamu. Aku akan coba untuk ngebuat kamu yakin dan nyaman sama aku”balas Nicky sambil tersenyum hangat pada Claudia.

“buktiin aja.. aku gak suka cowok yang cuma manis di mulut”balas Claudia sambil membalas senyum hangat Nicky.

“siap! Yaudah, kalau gitu, aku balik dulu ya. Thank’s buat semalem dan pagi ini. Besok aku balik lagi, kita jalan ya besok, mau kan?”tanya Nicky lagi.

“boleh”jawab Claudia singkat.

Nicky pamit pulang pada Claudia. Claudia mengantar Nicky sampai depan gerbang rumahnya. Nicky memberhentikan taksi, masuk ke dalamnya dan taksi melaju menjauhi rumah Claudia. Baru saja Claudia membalikkan badannya, ada bunyi klakson mobil yang sedikit membuatnya kaget. Claudia membalikkan badannya dan menghampiri mobil itu. Claudia yang sedikit kesal karena dibuat kaget mengetuk kaca mobil dengan keras, berharap akan melihat wajah pengganggu itu dan dapat memarahinya. Tapi saat kaca sudah terbuka, Claudia melihat wajah Kiki dari baliknya.

*****

Kiki melepas kacamata hitamnya dan menggantungkannya di baju, lalu mempersembahkan senyumnya untuk Claudia, sahabatnya. Claudia adalah sahabat Kiki saat high school di Australia. Saat di Australia, mereka sama-sama belajar alat musik saxophone, sayangnya, hanya Claudia yang pada akhirnya bisa memainkan alat musik itu. Sejak kembali ke Indonesia, mereka hilang kontak. Tapi sebenarnya tidak 100% hilang kontak, karena Kiki selalu mencoba cari tahu keberadaan Claudia di Indonesia. Hingga akhirnya, Kiki menemukan alamat rumah Claudia dan memutuskan untuk memberi kejutan pada Claudia dengan datang ke rumahnya.

Claudia masih tak percaya dengan apa yang dilihatnya, dia sampai tak berkedip. Kiki hanya tertawa kecil melihat ekspresi Claudia yang sangat lucu karena terkejut.

“loh kok bisa ada lo disini Ki?”tanya Claudia yang masih dalam kondisi terkejut.

“ya bisa lah, gue kesini mau kasih kejutan buat lo, kayaknya berhasil nih”balas Kiki dengan senyum mengembang.

“haha berhasil banget Ki”

“yaudah, kalau gitu.. lo mau kan nemenin gue jalan?”

“jalan? Kemana?”

“yaa kemana gitu.. yang asik, gue bosen di rumah tau”

“kapan?”

“bulan depan!! Ya sekarang lah Clau... mau gak?”

“hmm.. oke deh, tapi gue ganti baju dulu ya”

“sip”

Claudia kembali ke dalam rumahnya untuk berganti pakaian, sedangkan Kiki hanya menunggu Claudia di dalam mobil. Setelah berganti pakaian, Claudia keluar dan mengunci pintu lalu masuk ke dalam mobil Kiki. Mobil langsung melaju menuju suatu tempat yang belum mereka pastikan.

“jadi kita mau kemana?”tanya Claudia.

“kemana ya? Udah tiga tahun di Australia jadi agak bingung sama Indonesia hehe”jawab Kiki dengan nada bercanda.

“hmm... kalau ke cafe cassanova aja gimana?”saran Claudia.

“boleh tuh, ada dimana?”

“nanti ketemu pertigaan belok kiri, gak jauh dari situ deh pokoknya”

“oke deh”

Kiki mengikuti arahan Claudia dan akhirnya mobil yang mereka kendarai berhenti di sebuah cafe bernama cassanova. Mereka turun daari mobil dan masuk ke dalam cafe. Kiki memilih tempat duduk yang dekat dengan jendela dan agak dipojok, pemandangan yang dapat mereka lihat dari sana hanyalah jalanan dengan kendaraan yang terkadang lalu lalang. Sebelum memesan makanan, Claudia pamit sebentar pada Kiki dan terlihat menghampiri seseorang yang tidak Kiki kenal.

*****

Claudia yang baru duduk bangkit lagi dan pamit sebentar dari Kiki, dia menghampiri Jennie. Jennie adalah kakak kelasnya saat di SMP 9, Jennie juga lah yang mengajarkannya bermain biola. Mereka berbincang singkat sebelum akhirnya Claudia melihat sebuah cincin yang melingkar di salah satu jari Jennie. Claudia memberanikan dirinya untuk bertanya...

“kak Jen, itu cincin apa?”tanya Claudia sambil menunjuk cincin di jari Jennie.

“ohh ini, ini cincin pertunangan kakak, Clau”jawab Jennie sambil memandangi cincinnya dan tersenyum.

“wah, sama siapa kak? congrats yaa”

“ada deh pokoknya, nanti kapan-kapan kakak kenalin deh sama kamu Clau”

“oke deh, yaudah kak, Claudia balik ke temen Claudia dulu ya, udah ditungguin tuh”ucap Claudia sambil menunjuk seorang laki-laki yang sedang duduk memandangi jalanan yang tidak lain adalah Kiki.

“temen apa temen tuh?”goda Jennie pada Claudia yang sudah mulai berjalan mendekati Kiki. Claudia hanya menjawab godaan Jennie dengan senyum.

Claudia menghampiri Kiki yang sepertinya sudah mulai bosan karena ditinggal sendiri. Kiki dan Claudia yang sudah kembali duduk bersama akhirnya memesan makanan. Claudia yang memesan spagetti memakannya dengan lahap namun tetap terlihat cantik. Kiki yang berdiri di hadapannya tertawa kecil melihat cara makan Claudia, dia juga melihat ada sisa saus di bibir Claudia. Kiki berdiri lalu tangannya mendekati bibir Claudia untuk membersihkan sisa saus disana.

“kebiasaan lo ternyata gak banyak yang berubah ya, masih begini”ucap Kiki sambil menghapus sisa saus di bibir Claudia.

Claudia yang melihat Kiki mendekat sedikit merasakan getaran aneh, Kiki semakin dekat dan sekarang jemarinya ada di bibir Claudia. Setelah Kiki menghapus sisa saus di bibir Claudia, dia berhenti sejenak, memandangi Claudia yang sudah memandanginya sedari tadi.

1 detik

2 detik

3 detik

4 detik

5 detik

Setelah berpandangan cukup lama, Kiki kembali ke tempat duduknya dan menjauhi Claudia. Suasananya tiba-tiba saja jadi canggung. Claudia masih tak berkutik, pipinya tadi sepertinya sedikit memerah saat berpandangan dengan Kiki. Kiki juga tidak bersuara setelah apa yang dia lakukan pada Claudia. Semua yang Kiki lakukan tadi sebenarnya sudah dia atur, dia ingin menciptakan rasa di hati Claudia untuk menimbulkan amarah di hati seseorang yang dia benci. Ya, ini semua adalah rencana balas dendamnya. Awalnya, Kiki juga tidak ingin melibatkan Claudia yang notabene adalah sahabatnya. Tapi dia mengesampingkan persahabatan mereka demi misi balas dendamnya.

“misi pertama, berhasil!! haha”batin Kiki sambil tertawa tipis dan memandangi Claudia yang masih tetap dengan pipi yang merona.

Makan-makan selesai, Kiki meminta bil pada pelayan dan membayar pesanan mereka. Kiki dan Claudia lalu pulang ke rumah Claudia. Suasananya masih canggung, sebenarnya Claudia saja yang terlalu malu untuk membuka pembicaraan lagi. Sedangkan Kiki, dia sengaja tidak ingin memulai pembicaraan terlebih dahulu, dia ingin menyempurnakan rasa yang baru mulai Claudia rasakan dengan berpura-pura tidak terjadi apa-apa. Sayangnya, Claudia bertahan untuk tidak bersuara sampai mereka tiba di depan rumahnya.

Kiki akhirnya memutuskan untuk mengeluarkan jurus jitunya sebelum Claudia turun dari mobil.

“yaudah, gue.. turun dulu ya Ki”ucap Claudia agak terbata karena masih gugup.

“wait...”balas Kiki yang membuat Claudia kembali memaksakan dirinya untuk menatap Kiki.

“ya, kenapa?”tanya Claudia bingung sambil mencoba mengusir getar-getar aneh yang ia rasakan sejak berpandangan dengan Kiki di cafe tadi.

Kiki mendekatkan wajahnya ke wajah Claudia. Semakin dekat dan semakin dekat. Claudia mulai mengira-ngira kemana wajah Kiki yang semakin dekat itu akan bermuara. Wajah Kiki semakin dekat dengan wajah Claudia, Claudia yang mengira tujuan Kiki adalah bibirnya, segera menutup matanya gugup dengan getaran yang semakin menjadi di dadanya dan dengan kupu-kupu yang mulai berterbangan di perutnya. Kiki yang menyadari triknya berhasil membuat rasa di hati Claudia semakin besar lewat caranya menutup matanya dan rona di pipinya mulai merubah haluan wajahnya. Kini wajah Kiki mendekati telinga Claudia dan akhirnya berbisik.

“good bye princess, thank’s for today, see ya later”bisik Kiki yang membuat Claudia kembali membuka matanya.

Claudia yang malu karena sudah berfikiran yang tidak-tidak langsung keluar dari mobil tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Claudia memasuki rumahnya dan meninggalkan Kiki di mobilnya yang sedang tersenyum puas karena misinya hari ini 100% berhasil.

*****

Claudia membaringkan tubuhnya di kasur empuk di kamarnya. Sesekali dia tersenyum-senyum sendiri mengingat kejadian di mobil tadi. Dia terlalu malu karena terlalu berharap Kiki yang telah mendekat ke wajahnya akan memberinya sebuah kecupan. Claudia kembali meluruskan pikirannya, bahwa Kiki hanyalah sahabatnya, tidak lebih, tidak boleh lebih dan tidak akan jadi lebih dari itu. Sahabat. Titik.

“tapi sejak kapan ada kupu-kupu yang berterbangan di perut gue saat bersama Kiki? Sejak kapan gue jadi salah tingkah dan gak bisa ngomong apa-apa di depan Kiki? Dan getaran itu... getaran yang dulu pernah gue rasain sama Alwin, kenapa sekarang gue rasain juga sama Kiki? Ahh, biarin aja deh, yang jelas, Kiki itu cuma sahabat gue aja, gak boleh berharap lebih, lagipula, kan gue masih punya Alwin”batin Claudia.

*****

Kiki sudah berada di kamarnya dan kini sedang bermain dart. Diatas papan dartnya sengaja di tempelkan foto Nicky, kakak sepupunya yang paling dia benci. Kakak sepupunya yang telah merampas semua yang dia inginkan. Dulu, sebelum Kiki ke Australia, dia pernah mencintai seorang gadis bernama Afra, tapi gadis itu malah memilih Nicky. Saat Kiki sudah mencoba untuk melepaskan Afra untuk bersama Nicky, Nicky malah menyakiti Afra. Nicky membuat Afra menangis dan akhirnya memutuskan untuk pergi jauh dari Indonesia. Kiki sakit hati gara-gara Nicky menyakiti Afra dan beberapa gadis lagi yang juga Kiki suka dulu. Gadis yang Kiki suka selalu direbut Nicky dan dibuat menangis, maka dari itu, Kiki membenci Nicky. Dan sekarang, saat Kiki tahu Nicky menyukai Claudia, dia ingin merebut Claudia dari tangan Nicky. Menyakiti Claudia seperti apa yang Nicky lakukan pada Afra, karena Kiki berkesimpulan, jika dia menyakiti gadis yang dicintai Nicky, Nicky juga akan ikut merasakan sakit. Kiki sudah tidak memperdulikan siapa Claudia, sekalipun Claudia adalah sahabatnya saat di Australia, dia tidak peduli, yang ada di pikirannya saat ini hanyalah balas dendam.

“habis lo kali ini nick!!! hahaha”ucap Kiki sambil tertawa dan mencoret foto Nicky di atas dart dengan spidol warna merah hingga foto itu nampak buruk.

*****

Nicky yang sedang berbaring di kasurnya tersenyum-senyum sendiri mengingat kejadian tadi pagi. Mengingat betapa teburu-burunya dia menyatakan cintanya pada seorang gadis bernama Claudia. Gadis yang baru saja dia kenal dua hari yang lalu. Gadis yang berhasil membuatnya bangun dari keterpurukannya setelah kehilangan Novi. Nicky belum menceritakan perasaannya pada Claudia pada siapapun, dan tanpa dia sadari, ada yang sudah mengintainya sejak lama, yaitu, Kiki, adik sepupunya.

Nicky mengirim sms pada Claudia, dia ingin mengajak Claudia pergi keluar malam ini.

Nicky: “Clau, jalan yuk malam ini”

Claudia: “kemana?”

Nicky: “gimana kalau ke mall? Cari referensi musik”

Claudia: “oke”

Nicky: “yaudah, aku jemput jam 7an ya”

Setelah ajakannya di terima, Nicky segera mempersiapkan dirinya.

*****

Malam sudah datang menyapa, jam sudah menunjukkan pukul tujuh kurang beberapa menit. Claudia yang sudah dengan setelan rapi namun simple keluar dari kamarnya dan turun menuju ruang makan. Dia ruang makan sudah ada kak Iras yang menunggunya untuk makan malam.

“hai dek! Waduh, rapi bener, mau kemana malem-malem gini?”sapa Iras saat Claudia sudah duduk berhadapan dengannya.

“jalan aja keluar”balas Claudia setelah menelan beberapa teguk air putih di hadapannya.

“sama siapa?”tanya Iras lagi.

“sama Nicky”jawab Claudia santai.

“Nicky? Nicky yang mana?”tanya Iras lagi.

“yang kemarin malam kak Iras gantiin bajunya itu loh”jawab Claudia lagi. Yang hanya di balas dengan mulut yang membentuk huruf O dari iras.

Tin.. Tin..

Terdengar bunyi klakson dari luar rumah. Claudia langsung berpamitan kepada Iras.

“kayaknya itu Nicky deh kak, yaudah, Claudia jalan dulu yaa”pamit Claudia sambil menyalami tangan Iras.

“pulangnya jangan malem-malem ya Clau”ucap Iras mengingatkan dengan tegas.

“sip deh kakakku yang imut-imut”balas Claudia sambil berjalan menuju pintu dan tersenyum lebar.

*****

Nicky yang menunggu Claudia di dalam mobil sedikit gelisah. Entah gelisah karena apa, dia merasa akan ada tangis malam ini. Walau bukan tangis yang dia ciptakan. Atau mungkin karena langit yang tanpa bintang? mungkinkah itu yang menyebabkannya gelisah? Nicky langsung melupakan rasa gelisahnya saat mendengar pintu mobilnya dibuka, sudah pasti oleh Claudia, yang dia tunggu-tunggu.

“sorry.. sorry.. lama ya nunggunya”sapa Claudia setelah duduk dan menutup pintu mobil.

“enggak kok, baru beberapa menit”balas Nicky dengan senyum mengembang.

Mobil yang dikendarai Nicky langsung berjalan menuju sebuah pusat perbelanjaan. Tujuan utama mereka sebenarnya bukan pusat perbelajaan itu, tapi toko musik di dalamnya. Setelah pembicaraan tadi pagi, mereka sama-sama tau kalau mereka sama-sama suka musik. Menurut Nicky, cara paling mudah untuk semakin dekat dengan Claudia adalah berbincang tentang apa yang sama-sama mereka suka, dalam hal ini musik.

Mereka akhirnya sampai di sebuah pusat perbelanjaan. Setelah memakirkan mobilnya, mereka turun dan langsung masuk ke mall itu. Mereka berjalan berdampingan. Sebelum sampai di toko musiknya, mereka melewati beberapa tempat makan. Dan secara tak sengaja, Claudia melihat Jennie di salah satu tempat makan. Claudia pamit sebentar dari Nicky dan memintanya untuk menunggu disana sebentar.

*****

Jennie dan tunangannya sedang makan di sebuah tempat makan di salah satu pusat perbelanjaan. Aktifitas rutin mereka akhir-akhir ini, terlebih dalam rangka mempersiapkan pesta kedua pertunangan mereka. Pesta untuk teman-teman mereka. Sebelum ini, mereka mampir di sebuah toko perhiasan dan Jennie diberikan sebuah kalung perak murni dengan bentuk bulan sabit, bentuk favoritnya oleh tunangannya. Saat makanan mereka sudah hampir habis, tunangan Jennie, tunangan Jenie pemit sebentar pada Jennie untuk pergi ke toilet.

“Jen, aku ke toilet bentar ya”izin tunangannya.

“oke”balas Jennie singkat.

Gak lama setelah tunangannya itu izin ke toilet, Jennie kedatangan seseorang yang tadi pagi baru saja di temuinya. Siapa lagi kalau bukan Claudia?

“hai kak Jen”sapa Claudia sambil tersenyum hangat dan menjabat tangannya lalu memeluknya sigkat.

“hai juga Clau, ehh ketemu lagi kita”balas Jennie sambil membalas senyum, jabat tangan dan pelukan Claudia.

“sama siapa kesini kak?”tanya Claudia.

“sama tunangan kakak, nanti deh kakak kenalin dia lagi di toilet”jawab Jennie.

“kamu sendiri kesini sam siapa?”lanjut Jennie yang bertanya pada Claudia.

“sama temen, tuh ada di sana”jawab Claudia sambil seseorang yang sedang berdiri agak sedikit jauh menunggunya.

“loh kok beda dari yang tadi pagi ya? Siapa lagi tuh?”goda Jennie.

“cuma temen kok kak, yang tadi pagi juga cuma temen”jawab Claudia agak tersipu.

“ohh, hehe, kenapa gak diajak kesini aja?”

“gak ahh kak, kan kesini cuma sebentar aja, cuma mau say hai sama kakak”

Gak lama, ada seorang lelaki berpostur tinggi dan tegap dengan rambut blonde membaur dengan mereka. Jennie dengan senang hati mulai memperkenalkan tunangannya pada Claudia. Sedangkan Claudia hanya bisa menganga diam dan tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Sama seperti Alwin.

“ohh iya, Alwin, kenalin, ini Claudia, adik kelas favorit aku”ucap Jennie memperkenalkan Claudia pada Alwin.

“dan.. Claudia, kenalin ini Alwin, tunangan kakak”lanjut Jennie sambil memperkenalkan Alwin pada Claudia.

Hening seketika, Alwin dan Claudia berpandangan sejenak. Alwin memandang Claudia dengan pandangan bersalah, sedangkan Claudia memandang Alwin dengan pandangan terluka.

“apa maksud kamu Win!! Kenapa kamu muncul dengan cara seperti ini?! Apa artinya 2 tahun hubungan kita?! Apa ini semua alasan kamu tidak menghubungiku selama beberapa bulan terakhir?! Sekalipun kamu memang ingin menyakitiku, kenapa bersama kak Jennie?”batin Claudia.

Yang Claudia rasakan saat ini adalah seperti ada sebilah pisau yang mulai menyayat hatinya. Matanyapun mulai berkaca-kaca. Alwin yang berada di hadapannya, juga kaget bukan main melihat gadis yang dulu pernah dia cintai kini berada di hadapannya. Alwin dengan segera mengendalikan dirinya, karena dia tidak ingin Jennie berfikiran yang bukan-bukan.

“ohh iya, aku udah kenal kok Jen, dia juga adik kelasku waktu high school di Ausi”jawab Alwin sambil memaksakan tersenyum pada Jennie dan Claudia.

“Jen, aku mau ngomong sama Claudia bentar ya”pamit Alwin pada Jennie.

Alwin menggenggam jemari Claudia dan menariknya menjauh dari Jennie. Mereka mulai bicara yang serius.

“jadi... ini alasannya kamu gak ngehubungin aku beberapa bulan ini?!”tanya Claudia penuh emosi sambil mulai terisak.

“aku bisa jelasin Clau”kata-kata Alwin dipotong oleh Claudia.

“jelasin apa?! Semuanya sudah jelas! Intinya kamu pilih kak Jennie kan?”nada bicara Claudia meninggi dan air mata mulai membasahi pipinya. Alwin hanya menunduk dengan penuh sesal, sekalipun ia ingin bicara, Claudia tidak akan mau mendengarkannya. Lagipula apa yang dikatakan Claudia benar, pada akhirnya dia akan memilih Jennie.

“oke, kalau gitu... selamat tinggal, semoga berbahagia, salam buat kak Jennie, aku pamit”lanjut Claudia lemah sambil terus terisak.

Claudia berjalan menjauhi Alwin dan meninggalkannya sendiri. Sedangkan Alwin, sepeninggal Claudia, dia kembali kepada Jennie. Claudia menghentikan langkah kakinya saat mendengar suara Nicky yang ternyata sudah berada di sebelahnya.

“Clau kamu kenapa? Kok nangis?”tanya Nicky pada Claudia dengan nada khawatir.

Claudia sempat berhenti, namun akhirnya Claudia lanjut berlari keluar dari pusat perbelanjaan itu. Claudia kembali menghentikan langkahnya di tempat parkir yang mulai sepi. Hujan mulai turun, namun dia tidak mempedulikannya. Nicky menghampiri Claudia yang sedang mengguyur dirinya dengan air hujan yang turun semakin deras. Nicky memegang dengan erat kedua bahu Claudia, memaksa Claudia untuk melihat ke arahnya dan memncobanya untuk bicara.

“ada apa sebenarnya Clau?”tanya Nicky.

Claudia hanya diam dan semakin larut dalam tangisnya, hujan juga semakin deras saja, seolah langit juga ikut merasakan sakit yang dia rasakan.

“kamu bisa berbagi kesedihan kamu sama aku Clau!! Kamu gak sendiri!!”ucap Nicky dengan nada tinggi pada Claudia mencoba melepasnya dari rasa terpuruk yang mungkin dia rasakan.

Mendengar itu, Claudia mulai sadar, dia menatap mata Nicky dalam lalu beranjak merengkuh Nicky. Nicky merengkuhnya balik, mencoba menguatkan Claudia yang sepertinya sedang marasakan sakit yang teramat sakit.

“kamu boleh pinjam dadaku selama kamu mau”ucap Nicky sambil mengelus rambut panjang Claudia.

Kenyamanan mulai timbul saat Claudia masuk dalam rengkuhan Nicky. Sayangnya, rasa sakitnya saat ini tetap tidak bisa begitu saja hilang.

“sakit Nick... hatiku lagi sakit...”ucap Claudia dalam tangisnya.

~bersambung~

1 komentar: